Sabtu, 08 Juni 2013

KAKAK TUA JAMBUL KUNING si PRIMADONA INDONESIA



Kakaktua Jambul Kuning (cacatua sulphurea) merupakan salah satu satwa endemik Indonesia yang populasinya saat ini kritis. Berdasarkan hasil dari informasi IUCN tahun 2007 populasi kakaktua jambul kuning berkisar antara 2500-9000 ekor. Populasi tertinggi tercatat pada anak spesies parvulaterutama sebaran di Pulau Kómodo, Pulau Rinca, Alor dan Pantar, dan yang paling kecil (sedikit) pada sub spesies C. s. abbotti yang hanya ada di Pulau Masakambing.
Populasi kakatua merosot drastis sejak tahun 1994 karena tahun-tahun sebelumnya terjadi pemanfaatan besar-besaran terhadap populasi kakatua di alam. Tahun 1984, kuota perdagangan kakatua adalah 15.125 ekor kemudian menurun di tahun-tahun berikutnya sampai tahun 1993 (kuota terakhir kakatua) adalah 1.000 indvidu. Di tahun 1984, ekspor Indonesia dari kakatua mencapai 7.680 ekor (tidak termasuk catatan yang ilegal), meningkat di tahun 1989 sampai 13.467 ekor dan kemudian menurun drastis sampai 1.440 ekor di tahun 1993 (kelebihan kuota 440 ekor). Penurunan kuota dan penangkapan kakatua disebabkan karena populasi kakatua yang memang menurun drastis. Sebelum tahun 1984 (1981-1983), 22.943 ekor kakatua telah diekspor keluar Indonesia (Setiawan dkk., 1998).